SAHABAT satu kata yang sampai saat ini belum gue tau apa
artinya, hingga suatu hari gue ketemu sama seseorang yang bisa bikin gue
mengerti apa itu arti Sahabat sesungguhnya.
Sahabat itu dia yang selalu ada disaat semua orang berusaha
menjauh.
Sahabat ialah orang yang selalu mengerti gue disaat orang
tua pun tidak dapat mengerti.
Sahabat tidak datang disaat gue bahagia saja, namun sahabat
selalu ada disaat gue sedih, bahagia, galau, mereka selalu mensupport gue bahwa
hidup ga cuma stuck ditempat.
Tapi apa SAHABAT selalu baik ? selalu mensupport gue ?
Itu yg bikin gue berantem sama dia, sebut saja namanya Putri
“jadi
selama ini lo nusuk gue dari belakang ? lo pura-pura jadi sahabat gue cuma buat
ngedeketin dia ? lo bilang mau
nyomblangin gue sama dia tapi ternyata apa ? APA Put ?? “ ga disangka air mata
gue pun membasahi pipi gue
“Ayu please
dengerin gue dulu, ini semua ga seperti apa yang lo liat.. gue bener-bener
tulus buat jadi sahabat lo, gue tulus mau nyomblangin lo sama dimas. Gue udah
nganggep lo lebih dari sahabat ayy, please percaya sama gue”
“semua udah
jelas put, semua yang gue lihat udah cukup menjelaskan apa yang sebenarnya.
Makasih yah put lo udah baik sama gue”
Kejadian di taman sore kemaren cukup bikin gue shock, bikin
gue makin percaya bahwa tidak pernah ada atau mungkin tidak akan pernah ada
sahabat sejati. Kalaupun ada itu cuma di ftv ftv bukan dikehidupan nyata.
Hari-hari gue selanjutnya flat, hampa. Seperti ada yang
menghilang di diri gue. Gue lebih suka sendiri untuk saat ini. Sehari dua hari
gue coba untuk sendiri tapi yang ad ague makin ngerasa kehilangan putri,
tertawa bareng, nangis bareng. Tapi semua itu sudah tidak ada, dan kenyataannya
gue harus sendiri.
1 minggu pun berlalu tanpa ada kata sahabat di hidup gue.
Entah kenapa hari ini gue pengen banget cepet sampe rumah, ga seperti biasanya
yang selalu hunting-hunting dulu sepulang sekolah. Sesampai dirumah gue lihat
ada motor terparkir didepan halaman, langsung gue lari kedalem buat memastikan
dugaan gue bener. Dan benar saja dimas sudah menunggu gue di ruang tamu.
“mau
ngapain kamu kesini ? ga ada putrid disini, kamu cari aja kerumahnya”
“sebentar
yu, aku kesini bukan buat nyari putri atau siapa, aku kesini sengaja buat
nemuin kamu”
“aku ? buat
apa ? bukannya pacar kamu putri ?”
“ayu please
dengerin dulu, yang kamu lihat ditaman kemaren ga seperti apa yang kamu lihat.
Dengerin dulu penjelasan aku”
“dimas
semua udah jelas ga ada lagi yang perlu kamu jelasin. Mending sekarang kamu
pulang, aku cape mau istirahat”
“ini
titipan dari putri” sambil menyerahkan sepucuk kertas kepadaku. Tanpa berbasa-basi
dimas langsung meninggalkan ku yang terpaku dengan kertas itu diruang tamu.
Dear Ayu, sahabatku
Maaf kalo
aku selama ini selalu membuatmu marah, selalu membuat kamu repot dan malu
dengan tingkah-tingkah ku selama ini. Tapi apapun itu aku merasa kehilangan,
sangat kehilanganmu sahabatku. Sosok yang selalu ada disaat aku bahagia maupun
sedih.
Apa kamu
sekarang baik-baik saja disana ? maaf kalo aku hanya berani menulis ini
disurat, maaf kalo aku tidak berani buat ngomong langsung ke kamu. Sebenarnya sore
itu tidak seperti apa yang kamu lihat. Aku bertemu sama dimas karna dimas yang
ingin bertemu denganku, dia meminta ku untuk membantu dia menyarikan barang
kesukaanmu. Sebenarnya tanpa kau harus memaksaku untuk membantumu dengan dia,
dia sudah suka sama kamu.
Dan kejadian
yang kamu lihat itu sama sekali ga direncanain, entah mengapa penyakitku kambuh
saat itu dan cuma ada dimas ditempat itu. Sebenarnya ingin sekali ku cerita
padamu tentang penyakitku, tapi aku takut jika kamu akan makin terbebani dengan
penyakitku.
Aku mempunya
kanker tulang stadium lanjut, itu sebabnya aku selalu meminum obat yang bikin
kamu bingung obat apakah itu. Aku ga ada niat buat bohongin kamu, buat nutupin
semua dari kamu.
Aku berharap
tuhan akan memberikan sahabat yang lebih baik dari aku buat kamu. Maaf selama
ini aku ga bisa menjadi sahabat terbaik buat kamu.
Putri
Langsung ku berlari untuk menelpon putri setelah ku ketahui
yang sebenarnya,
“aduh putri
angkat please”
“hallo”
suara yang pastinya sangat aku kenali
“hallo tan,
ini aku ayu tante. Putri nya ada tan ?”
“oh kamu
yu, putri dirumah sakit yu. Udah 4hari dia dirawat”
“apa tan ?
rumah sakit. Oke aku segera kesana”
Air mata langsung berlinang dipipiku, mengetahui sahabat ku
sendiri sakit
“sahabat
macam apa aku, sahabat ku sendiri sakit aku tidak mengetahuinya”
Langsung ku naiki taksi yang ada didepan komplek untuk
segera kerumah sakit. Sesampai disana air mata ku semakin tak terkendali
melihat sahabat yang selalu menghiburku terbaring dengan banyak alat-alat yang
aku tidah tau namanya.
“putri, lo
denger gue put. Ini gue ayu. Please bangun put, lo harus sehat lo harus sembuh.
Maafin gue put gue udah ngeduga yang engga-engga buat lo”
“ay ayyu,
maaf in aku selama ini yah” balas putri dengan terbata-bata
“putri lo
harus kuat, lo pasti bisa put”
Tuttuttuttuttuttut suara alat yang berada disebalah putri,
air mata ku semakin tak dapat dibendung. Dokter pun meminta ku untuk
meninggalkan ruangan. 2 menit kemudian dokter pun keluar ruangan putri yang
langsung dihampiri oleh tante monik. Dan akupun mengerti saat itu apa yang
terjadi.
Aku hanya bisa menangis dan menangis saat itu, hanya ada
persaan menyesal dalam diriku. Menyesal telah menyia-nyiakan sahabat yang
selama ini telah baik padaku, yang selalu mengerti aku.
Putri semoga kamu tenang dialam sana, terima kasih selama
ini sudah menjadi bagian kedua di hidupku setelah keluargaku. Kejadian ini
menjadi pelajaran yang berarti buat ku, pelajaran bahwa apa yang kita lihat
tidak sama dengan apa yang sebenarnya. Apa yang kita lihat tidak bisa kita
percaya.
Aku baru sadar ternyata sahabat lebih penting dari Cinta.
*jadilah sahabat seperti bulan dimalam hari, saling
menerangi, saling menutupi kekurang satu sama lain. Jangan pernah menyia-nyiakan
pengorbanan sahabatmu untukmu walau sekecil apapun. Karna dirinyalah kamu bisa
seperti sekarang ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar